Sub-jaringan, atau subnetting adalah pembagian dari IP jaringan. Praktik membagi jaringan menjadi dua atau lebih jaringan disebut subnetting. Semua komputer yang termasuk dalam sebuah subnet dialamatkan dengan bit-group umum, identik, dan paling signifikan dalam alamat IP mereka. Hal ini menyebabkan pembagian logis dari alamat IP ke dua bidang, jaringan atau routing prefix dan sisa field atau pengenal host. Field sisanya adalah pengidentifikasi untuk host tertentu atau antarmuka jaringan.
MEKANISME SUBNETTING
Analogi :
Analogi Subnetting Pertama
Dianalogikan, Sebuah RW memiliki 40 KK, untuk memudahkan dalam pengelolaan warganya seorang RW harus membagi warganya menjadi beberapa RT. Bayangkan jika seorang RW tidak dibantu oleh RT, akan sangat sulit bagi seorang ketua RW untuk memberikan informasi dan mengelola warganya. Dengan adanya pembagian RW menjadi beberapa RT, akan memudahkan seorang ketua RW mengelola warganya dikarenakan ketua RW hanya perlu berkoordinasi dengan RT tentang bagaimana cara mengelola warganya.
Analogi Subnetting Kedua
Dari pengertian diatas untuk memudahkan kita melakukan subnetting, mari kita persepsikan gambar diatas sama dengan proses subnetting
No RW | = | No Jaringan / Net ID |
No RT | = | No sub Jaringan / No subnet |
Gang | = | Broadcast |
No Rumah | = | IP Address |
Gerbang | = | Gateway |
Hasil Analogi Subnetting
SUBNETMASK
Subnet Mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host (apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar).
Apa subnet itu :
- Jaringan fisik independent
- Berbagi alamat jaringan dengan bagian-bagian lain dari jaringan yang lebih besar
- Menggunakan bit dari bagian host dari alamat ip/ip address cadangan mereka untuk mendefinisikan alamat subnet/no subnet.
Mengapa menggunakan subnet :
- Mengontrol trafik jaringan lebih baik
- Memungkinkan aliran lalu lintas jaringan antara host yang akan dipisahkan, berdasarkan konfigurasi jaringan.
- Untuk mengatur lalu lintas ip
- Untuk meningkatkan keamanan jaringan dan kinerjanya dengan mengatur host ke dalam kelompok.
Bagaimana menggunakan subnet :
- Router digunakan antara subnet jaringan yang berbeda atau untuk mengontrol aliran data atau paket
- Router tidak lain hanyalah jaringan perangkat keras yang mentransmisikan data berdasarkan kondisi preset transmisi dan keamanan.
Contoh Subnetmask
TUJUAN SUBNETTING
Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
- Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
- Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
- Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
- Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
- Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
- Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
- Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
FUNGSI SUBNETTING
Fungsi subnetting antara lain :
- Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
- Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
- Pengelolaan yang disederhanakan.
- Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh.
PROSES SUBNETTING
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :
- Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask. Jumlah Subnet = dimana x adalah banyaknya binari 1 pada segmen terakhir IP subnet mask (sesuai dengan kelas IP nya).
- Menentukan jumlah host per subnet. Jumlah Host per Subnet = dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada segmen terakhir IP subnet mask (sesuai dengan kelas IP nya).
- Menentukan Blok Subnet Blok Subnet = 256 – nilai desimal segmen terakhir IP subnet mask (sesuai dengan kelas IP nya)
- Alamat host dan broadcast yang valid, host pertama adalah satu angka setelah subnet, dan broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya.Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
- Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
CONTOH SOAL SUBNETTING
Berikut merupakan contoh persoalan dalam proses subnetting dan penyelesaiannya :
Misalnya ditentukan sebuah NETWORK ADDRESS : 192.168.1.XXX/26.
Kelas IP : 192.168.1.XXX oktet awal adalah 192 berarti kelas C,
Subnet Mask : /26 berarti :
11111111.11111111.11111111.11000000 atau 255.255.255.192 (konversi biner ke desimal)
Jumlah Subnet = 2X
, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada segmen terakhir subnet mask (2 bit “1” disegmen terakhir IP subnet mask dan IP Kelas C). Jadi Jumlah Subnet adalah = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet =, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada segmen terakhir disegmen terakhir IP subnet mask dan IP Kelas CJadi jumlah host per subnet adalah = 62 host
Interval Blok Subnet = 256 – nilai desimal segmen terakhir subnet mask = 256 – 192 = 64.
Blok Subnet dimulai dari 0 (Nol) kemudian kelipatan dari Interval Blok Subnet nya yaitu 64.
Jadi Blok Subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Alamat host dan broadcast yang valid dapat langsung dibuat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah satu angka setelah subnet, dan broadcast adalah satu angka sebelum subnet berikutnya
Hasil perhitungan Subnet
KLASIFIKASI SUBNETTING IPv4
Classfull
Merupakan sisem pengalamatan IP yang sudah terbagi bagi ke dalam beberapa kelas dengan masing-masing net mask dari tiap kelas sudah diset secara default. Tidak bisa dilakukan subnetting. Pembagian kelas nya sebagai berikut :
Class | Oktet Pertama | Subnet Mask Default | Private Address |
A | 1 – 127 | 255.0.0.0 | 10.0.0.0 – 10.255.255.255 |
B | 128 – 191 | 255.255.0.0 | 172.16.0.0 – 172.31.255.255 |
C | 192 – 223 | 255.255.255.0 | 192.168.0.0 – 192.168.255.255 |
D | 224 – 239 | | |
E | 240 – 255 | | |
Classless
Pada IPv4 classless, subnetting dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan, sehingga IPv4 classless ini lebih fleksibel dan efisien. Classless ini menunjukkan Sejumlah bit yang digunakan untuk menunjukkan network disebut “prefix length”. Misalkan : 172.16.4.0/30 menunjukkan bahwa 30 bit menunjukkan network address dan sisanya, 2 bit menunjukkan host.
PERBEDAAN VLAN DAN SUBNET
Perbedaan VLAN dan Subnetting
VLAN memungkinkan mengisolasi subnet yang lebih kecil pada satu perangkat. Dengan subnet yang relatif lebih kecil datang perangkat yang lebih sedikit dan ini membuat lalu lintas siaran kurang.Namun, hal ini meningkatkan volume lalu lintas antara jaringan yang bersangkutan yang pada akhirnya akan menyebabkan penggunaan CPU yang lebih tinggi. Hubungan ada antara VLAN dan subnet umumnya 1-1. Artinya, satu subnet dapat biasanya ditugaskan untuk satu VLAN. Namun, mencoba untuk menetapkan satu subnet untuk VLAN tidak akan menjadi perencanaan desain jaringan yang besar.
VLAN dapat disebut sebagai domain penyiaran, subnet dapat disebut sebagai IP subnet. Selain itu, VLAN yang berguna dalam menciptakan subnet IP yang dapat digunakan di daerah geografis yang luas seperti universitas yang menghubungkan fakultas dan departemen. Kemudian, meskipun banyak orang akan berpikir bahwa subnetting lebih aman, umumnya diakui bahwa VLAN lebih efisien. Kesimpulannya, itu harus dicatat bahwa sementara VLAN sebagian besar perangkat lunak berbasis, subnet secara umum hardware berbasis.
Sumber :
https://it.telkomuniversity.ac.id/subnetting-kenali-pengertian-mekanisme-serta-fungsinya/